Pages

Kamis, 15 Desember 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PARA PEREMPUAN BEKERJA KE LUAR NEGERI SEBAGAI TKW ( Di Desa Ngemplak, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus)


A.    PENDAHULUAN

a.      Latar Belakang
Tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Tetapi kenyataanya istilah TKI dikonotasikan sebagai pekerja kasar. TKI perempuan sering disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW). TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena sebagai penyumbang devisa terbesar di Indonesia.
Pahlawan devisa adalah sebutan bagi para TKI yang bekerja ke luar negeri. Namun, sebutan itu tampaknya belum enak di dengar, karena pengorbanan mereka keluar negeri untuk mencari nafkah tidak sepadan dengan apa yang mereka peroleh. Masih banyak perlakuan buruk yang mereka dapatkan. Baik itu dari negara asal tempat mereka bekerja maupun dari tanah air sendiri.
Jumlah tenaga kerja selalu bertambah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya, namun hal ini tidak diikuti dengan penyerapan tenaga kerja yang memadai. Rendahnya penyerapan tenaga kerja di dalam negeri dan kurangnya keterampilan terutama bagi wanita telah mendorong para pekerja wanita untuk mencari dan memanfaatkan kerja di luar negeri.
Para wanita yang memanfaatkan kesempatan kerja di luar negeri ini disebut sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). Setiap TKW memiliki alasan atau faktor pendorong yang melatarbelakangi keputusan mereka untuk bekerja ke luar negeri yang berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Keputusan menjadi TKW di luar negeri merupakan salah satu gerakan feminisme yaitu sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
Lebih dari setengah penduduk miskin di negara berkembang adalah perempuan (Whittehead, 2003). Indonesia termasuk negara agraris sehingga para wanita memanfaatkan sektor agraris sehingga para wanita memanfaatkan sektor pertanian. Perempuan memiliki peranan yang penting di dalam pertanian, misalnya dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, sampai pada memasarkan. Di dalam pertanian bahkan ada pekerjaan yang hanya di lakukan oleh perempuan yaitu menanam bibit, menabur benih dan menyiangi.
Seiring dengan perubahan zaman, peran wanita di dalam pertanian mulai bergeser dan bahkan tersingkir. Terbatasnya lapangan pekerjaan dan kurangnya keterampilan yang dimiliki menjadikan para wanita beralih pekerjaan yaitu bekerja di pabrik sebagai buruh, sebagai pembantu rumah tangga dan ada juga yang memutuskan untuk bekerja ke luar negeri.
Pilihan para wanita bekerja ke luar negeri karena di dorong oleh kebutuhan yang semakin meningkat dan upah yang mereka dapatkan sebagai buruh pabrik maupun pembantu rumah tangga terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain kebutuhan yang meningkat, sulitnya lapangan pekerjaan di dalam negeri juga menyebabkan para wanita memilih untuk mengadu nasib ke luar negeri.
Para perempuan bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Peran mereka bukan hanya sebagai ibu rumah tangga yang sekedar membesarkan dan mendidik putra-putrinya, namun juga telah bergeser menjadi tulang punggung keluarga. Minimnya pendidikan dan tidak adanya keterampilan khusus yang dimiliki menyebabkan para perempuan hanya bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). 
Tak jarang para suami mereka malah mengijinkan istrinya untuk bekerja ke luar negeri sebagai TKW dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Para perempuan yang bekerja ke luar negeri dapat bekerja bertahun-tahun di luar negeri dan meninggalkan anak-anaknya. Para perempuan tersebut biasanya menitipkan anak mereka kepada orang tuanya (mbah dari anak-anaknya) karena para perempuan tersebut akan lebih percaya dan tidak kawatir jika menitipkan anak mereka ke orang yang lebih mengetahui tentang bagaimana cara mengurus dan mendidik anak.
 Posisi dan peran suami yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga, tiba-tiba berubah. Penghasilan yang diperoleh perempuan yang bekerja di luar negeri dibanding dengan suaminya sangatlah terpaut cukup jauh. Lambat laun, peran suami berganti dan bekerja pada pekerjaan domestik dan hanya menikmati hasil keringat istrinya. Para suami tidak mau bekerja dan hanya menunggu kiriman dari isterinya. Uang yang di kirim seharusnya disimpan dan untuk membeli keperluan yang benar-benar diperlukan tetapi kenyataaanya selama ini uang yang diberikan malah dihambur-hamburkan dan uang yang dikirim ada juga yang digunakan untuk menikah lagi. 
 Selain para perempuan yang sudah berumah tangga, ada juga para remaja yang nekat memutuskan untuk bekerja keluar negeri karena himpitan perekonomian dan tergoda untuk pergi karena tetangga mereka yang pernah menjadi TKW dan pulang ke tanah air dapat hidup lebih baik. Para remaja tersebut biasanya akan ikut orang-orang yang sudah pengalaman menjadi TKW.
Alasan peneliti memilih judul “ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PARA PEREMPUAN BEKERJA KE LUAR NEGERI SEBAGAI TKW “ adalah Selama ini yang menjadi penyebab utama kepergian para perempuan bekerja di luar negeri adalah faktor ekonomi, tetapi kenyataan di masyarakat peran suami dalam pengambilan keputusan para perempuan bekerja ke luar negeri juga sangat besar. Jadi di dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada faktor lain selain faktor ekonomi yang menyebabkan para perempuan mengambil keputusan bekerja di luar negeri.

b.      Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka permsalahan pokok yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah:
1.      Apa saja faktor- faktor  yang melatarbelakangi para perempuan di Desa Ngemplak untuk bekerja di luar negeri?
2.      Bagaimana dampak kehidupan bagi keluarga yang ditinggalkan oleh para TKW?
3.      Bagaimana persepsi masyarakat terhadap para perempuan yang bekerja sebagai TKW?




c.       Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penelititan ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan para perempuan bekerja ke luar negeri sebagai TKW.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1)      Mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan para perempuan Desa Ngemplak mencari nafkah ke luar negeri selain faktor ekonomi.
2)      Mengetahui dan mendeskipsikan dampak positif dan dampak negatif bagi kehidupan keluarga yang ditinggalkan oleh para TKW.
3)      Mendeskripsikan persepsi masyarakat tentang para perempuan Desa Ngemplak yang bekerja sebagai TKW ke luar negeri.

d.      Manfaat Penelitian
Penelitian tentang “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PARA PEREMPUAN BEKEJA KE LUAR NEGERI SEBAGAI TKW “  ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara praktis dan manfaat secara teoritis.
1)      Manfaat Praktis
a)      Bagi masyarakat yaitu mereka dapat mengetahui faktor-faktor mengapa para perempuan di desanya mencari pekerjaan di luar negeri dan mengetahui solusi yang tepat agar kasus-kasus yang sering mereka hadapi baik di dalam negeri (sebelum brangka ke luar negeri)  maupun di luar negeri pada saat menjadi TKW dapat terminimalisir.
b)      Bagi pemerintah yaitu lebih mengedepankan kesejahteraan warga negarangya dengan menyediakan lapangan pekerjaan agar para perempuan tidak pergi keluar negeri sebagai TKW untuk mencari nafkah.  Dan lebih mengutamakan perlindungan hukum terhadap para TKW agar tidak terulang lagi tindak kekerasan yang dilakukan majikan terhadap para buruh migran atau TKW.
c)      Bagi peneliti yaitu agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam berbagai hal terutama dalam kondisi masyarakat saat ini yang hidup dalam kemiskinan sehingga mereka memutuskan pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah. Selain itu peneliti dapat selalu bersyukur kepada Tuhan YME karena telah diberi kemudahan dalam segala hal dan hidup lebih baik selama ini.

2)      Secara Teoritis
a)      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan para perempuan menjadi TKW dan perlu dilakukan untuk penelitian lanjutan.
b)      Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan sosial tentang masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat di Indonesia terutama masalah kemiskinan sehingga menyebabkan para perempuan mengambil keputusan untuk pergi ke luar negeri sebagai TKW.

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka adalah sekumpulan sumber-sumber pustaka baik dalam buku maupun konsep dan dapat dijadikan acuan bagi kegiatan penelitian yang akan dilakukan dan dari sumber-sumber perpustakaan yang relevan, misalnya : artikel, karya ilmiah, buku, skripsi, dll.
Penelitian murni yang beranjak dari awal jarang ditemui karena biasanya suatu penelitian mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam penelitian selanjutnya (Arikunto 1997 : 24). Peninjauan terhadap penelitian sangat penting sebab bisa digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang akan dilaksanakan. Peninjauan penelitian sebelumnya digunakan untuk membandingkan seberapa besar keaslian dari penelitian yang akan diadakan, menentukan bobot penelitian serta agar peneliti tidak terjebak dalam keadaan sempit.

 Penelitian tentang masalah buruh migran, terutama tentang tenaga kerja wanita/ TKW belum banyak di teliti sehingga sangat menarik untuk dilakukan penelitin lebih lanjut.  Penelitian tentang buruh migran yang pernah dilakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Wati (2011) dan Sihtawati (2011).
Wati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Peran Calo Tenaga Kerja Dalam Proses Penyaluran TKI / TKW Ke Luar Negeri ”, memperoleh hasil yaitu peran setiap calo memiliki pengaruh yang besar terhadap para TKI / TKW dari mulai perekrutan sampai penempatan kerja di luar negeri. Selain itu adalah tentang berbagai dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negatif peran calo tenaga kerja bagi TKI dan TKW. Dampak positif yang ditimbulkan yaitu proses migrasi cepat, mudah dan lancar. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah muncul berbagai macam persoalan dan tindak kejahatan.
Sihtawati (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Bekarja Di Luar Negeri Terhadap Pergeseran Status Sosial TKW” , memperoleh hasil yaitu bekerja ke luar negeri dapat berdampak terhadap pergeseran status sosial yaitu : pendapatan, penampilan dan kepemilikan. Penduduk yang ingin menjadi TKW mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pergeseran status sosial para TKW yang pulang ke Indonesia dalam penampilan yaitu berupa cara berpakaian, gaya rambut, pemakaian dan perhiasan. Sedangkan dalam kepemilikan mereka adalah perhiasan, kendaraaan, rumah dan perabot rumah tangga.
Penelitian tentang buruh migran sudah pernah ada yang meneliti tetapi penelitian yang peneliti lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Peneliti lebih memfokuskan tenang berbagai faktor yang melatar belakangi pengambilan keputusan seseorang dalam bekerja ke luar negeri selain faktor ekonomi.
A.    LANDASAN  TEORI

a.      Teori Feminisme Migrasi
 Teori feminis adalah sebuah generalisasi dari berbagai sistem gagasan mengenai kehidupan sosial dan pengalaman manusia yang dikembangkan dari perspektif yeng terpusat dari wanita. Teori ini terpusat pada wanita dalam tiga hal. Pertama, sasaran utama studinya, titik tolak seluruh penelitiannya adalah situasi dan pengalaman wanita dalam masyarakat. Kedua, dalam proses penelitiannya, wanita dijadikan “sasaran” sentral artinya mencoba melihat dunia khusus dari sudut pandang wanita terhadap dunia sosial. Ketiga, teori feminis dikembangkan oleh pemikir kritis dan aktivis atau pejuang demi kepentingan wanita, yang mencoba menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk wanita, dan demikian menurut mereka untuk kemanusiaan.
Terjadi ketimpangan di Indonesia yaitu antara jumlah tenaga kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Rendanya penyerapan tenaga kerja bagi wanita menyebakan para wanita berfikir untuk menjadi TKW ke luar negeri agar dapat membantu perekonomian keluarga. Setiap TKW memiliki alasan atau faktor pendorong yang melatarbelakangi keputusan mereka untuk bekerja ke luar negeri yang berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Keputusan menjadi TKW di luar negeri merupakan salah satu gerakan feminisme yaitu sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
Desa Ngemplak adalah salah satu desa dari kecamatan Gebog, Kudus. Desa tersebut sangat subur karena termasuk daerah pegunungan sehingga tanaman tumbuh subur disana. Masyarakat yang tinggal di desa Ngemplak kebanyakan berprofesi sebagai buruh tani dan tidak sedikit pula yang bekerja sebagai pegawai Pabrik Rokok Sukun. Letak Pabrik Rokok Sukun yang berada di kecamatan Gebog telah membawa dampak yang sangat positif bagi masyarakat setempat untuk mencari nafkah. Tetapi hal tersebut tidak menjamin sepenuhnya karena masih saja ada masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Rendahnya tingkat pendidikan dan ketatnya persaingan dalam pekerjaan yang menjadi faktor utama penyebab kemiskinan yang terjadi di sana. Sekarang orang-orang yang ingin bekerja sebagai buruh Pabrik Rokok Sukun harus mengantongi ijazah SMA untuk dapat bekerja. Pekerjaan yang sering dilakukan para perempuan adalah sebagai buruh pabrik atau yang biasa disebut masyarakat setempat sebagai “Buruh Mbatil” yaitu perempuan-perempuan yang tugasnya memotongi rokok.
Masyarakat desa Ngemplak yang rata-rata hanya lulusan SMP dan tidak memiliki keterampilan menjadikan mereka hidup dalam kekurangan dan kemiskinan. Di desa Ngemplak para remaja putri yang lulus SMP rata-rata dinikahkan oleh orang tuanya karena para orang tua beranggapan jika anak mereka telah menikah maka beban orang tua akan sedikit terkurangi.
Para perempuan bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Peran mereka bukan hanya sebagai ibu rumah tangga yang sekedar sebagai ibu rumah tangga yang membesarkan dan mendidik putra-putrinya, namun juga telah bergeser menjadi tulang punggung keluarga. Minimnya pendidikan dan tidak adanya keterampilan khusus yang dimiliki menyebabkan para perempuan hanya bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). 
Tak jarang para suami mereka malah mengijinkan istrinya untuk bekerja ke luar negeri sebagai TKW dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Para perempuan yang bekerja ke luar negeri dapat bekerja bertahun-tahun di luar negeri dan meninggalkan anak-anaknya. Kebanyakan dari mereka akan menitipkan anak mereka kepada orang tua mereka (mbah) karena para perempuan akan lebih percaya dan tidak kawatir jika menitipkan anak mereka ke orang yang lebih mengetahui tentang bagaimana cara mengurus dan mendidik anak yang baik dan benar.
Posisi dan peran suami yang seharusnya menjadi tulang punggung keluarga, tiba-tiba berubah. Penghasilan yang diperoleh perempuan yang bekerja di luar negeri dibanding dengan suaminya sangatlah terpaut cukup jauh. Lambat laun, peran suami berganti dan bekerja pada pekerjaan domestik dan hanya menikmati hasil keringat istrinya. Para suami tidak mau bekerja dan hanya menunggu kiriman dari isterinya. Uang yang di kirim seharusnya disimpan dan untuk membeli keperluan yang benar-benar diperlukan tetapi kenyataaanya selama ini uang yang diberikan malah dihambur-hamburkan dan uang yang dikirim ada juga yang digunakan untuk menikah lagi.  
Selain para perempuan yang sudah berumah tangga, ada juga para remaja yang nekat memutuskan untuk bekerja keluar negeri karena himpitan perekonomian dan tergoda untuk pergi karena tetangga mereka yang pernah menjadi TKW dan pulang ke tanah air dapat hidup lebih baik. Para remaja tersebut biasanya akan ikut orang-orang yang sudah pengalaman menjadi TKW.
Banyak cara yang ditempuh agar dapat pergi ke luar negeri dengan mudah dan tanpa menghabiskan biaya yang banyak, salah satunya adalah sebagai TKW ilegal yaitu dengan jasa calo. Sebenarnya secara hukum keberadaan calo ini dilegalkan oleh pemerintah dalam UU Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Sehingga kemudian, pemerintah menganggap wajar jika banyak calo TKI yang berkeliaran dimana-mana bahkan menebar penipuan di kalangan calon TKW.
Para perempuan yang pergi mencari nafkah ke luar negeri berharap dapat hidup lebih baik tetapi kenyataan berkata lain. Banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi mereka baik dari suami mereka yang menikah lagi maupun kekerasan-kekerasan yang sering mereka hadapi di perantauan. Kekerasan-kekerasan yang sering mereka hadapi yaitu kekerasan fisik dan psikologi, misalnya: tidak digaji, penahanan dokumen, penganiayaan, perkosaan, pendeportasian, dll.
Dalam arus migrasi ini, terdapat fenomena lain yang disebut “feminisme migrasi,” yakni, bahwa migrasi semakin didominasi oleh anak gadis dan perempuan (Heyzer, 2002). Menurut Heyzer (2002:2), situasi ini akan semakin menjadi-jadi di negara-negara yang mengalami krisis ekonomi parah serta negara-negara yang mengalami konflik dan perpecahan. Dalam konteks Indonesia, feminisme migrasi ini terjadi dalam bentuk pengiriman TKW besar-besaran antara lain ke Hongkong, Arab Saudi, Malaysia dan Singapura.
b.      Teori Adaptasi Ekonomi
Adaptasi adalah proses penyesuaian diri dengan keadaan sekitar. Para perempuan yang pergi mencari nafkah ke luar negeri merupakan suatu bentuk kegiatan masyarakat sebagai suatu sistem perekonomian atau sistem mata pencaharian. Lapangan pekerjaan yang semakin sulit di dapatkan dan kebutuhan hidup yang makin kompleks menyebabkan para wanita memutuskan untuk mencari pekerjaan ke luar negeri agar dapat membantu mengurangi beban suami yang rata-rata bekerja sebagai buruh tani. Selain membantu mengurangi beban suami, para wanita tersebut terkadang memounyai motif lain yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.
  Dengan menggunakan konsep adaptasi ekonomi sebagai suatu proses yang menempatkan manusia sebagai pelaku yang berusaha mewujudkan tujuan-tujuannya atau memenuhi kebutuhannya. Manusia beradaptasi adalah untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan. Kompleksitas tujuan ataupun kebutuhan telah menyebabkan kompleksitas adaptasi manusia pada berbagai bidang tujuan atau kebutuhan, meliputi bidang sosial, ekonomi, kesehatan, dll.

3 komentar:

Andika R.A. mengatakan...

Menanggapi tulisan di atas bagaimanakah pendapat saudara tentang fenomena tersebut ? mengingat banyak TKW yang mati sia-sia ? apakah kita membiarkan hal ini terus terjadi ?
TKW = Pahlawan devisa , gagah julukannya namun tak seindah deritanya

Jantungk_Qu Sosiologi_Qu( Lara4ngellov3) mengatakan...

hmmm...artikelnya sudah cukup baik dan bisa dijadikan referensi bagi pembacanya..tapi tampilan kurang tertata rapi, ada jarak spasi yang terlalu jauh..di bawah rumusan masalah seharusnya tujuan penelitian spasinya ke atas lg,,sehingga jarak spasi tidak terlalu jauh dengan wacana di atasnya

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki ).Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .

Posting Komentar