Pages

Rabu, 30 November 2011

KETERKAITAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN PENDUDUK DENGAN PERSEPSI DAN KESADARAN PENDIDIKAN PADA MASYARAKAT SEKARAN




BAB I
PENDAHULUAN


1.1            Latar Belakang

Alasan saya memilih judul tentang “ KETERKAITAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN PENDUDUK DENGAN PERSEPSI DAN KESADARAN PENDIDIKAN PADA MASYARAKAT SEKARAN” adalah menurut saya judul tersebut sangat menarik untuk diteliti. Selain itu karena saya ingin mengetahui bagaimana pandangan masyarakat tentang kesadaran akan adanya pendidikan dimasyarakat Sekaran yang rata-rata penduduknya memiliki pendapatan yang cukup baik karena adanya Unnes.

Dulu sebelum dibangunnya kampus Unnes yang berada di Sekaran  atau Gunung Pati kehidupan  masyarakat Sekaran seperti masyarakat-masyarakat lainnya yang ada di Jawa. Masyarakat sekaran masih sangat tradisional seperti masyarakat desa lainnya yang masih mengutamakan kebersamaan, kerukunan dan saling tolong menolong atau dikenal dengan masyarakat paguyuban atau gemeinscaft

Sebagian besar  penduduk Sekaran dulunya berprofesi sebagai petani sawah dan kebun, selain itu ada juga yang berjualan di pasar. Hasil pertanian sawah antara lain : padi, jagung, palawija,dll. Sedangkan hasil dari perkebunan adalah rambutan, durian, mangga dll.

 Teknologi yang digunakan dalam pertanian masih sangat tradisional mereka menggunakan tenaga manusia dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, misalnya saja jika ingin menanam padi,pertama kali yang dilakukan adalah mengolah tanah yaitu dengan membajak menggunakan kerbau, kemudian tanahnya diratakan dengan diairi yang cukup, sebelumya benih padi harus sudah disiapkan terlabih dahulu, setelah itu padi ditanan dan kira-kira saat padi berumur 2 sampai 3 minggu dikasih pupuk, padi harus dijaga dari rumput-rumput yang tumbuh disekitar tanaman padi dan harus selalu dibersihkan selain itu padi juga harus diari, yang terakhir adalah padi siap di panen. Selain tenaga manusia alat-alat yang diperlukan dalam pertanian adalah memakai bajak denagn menggunakan tenaga kerbau, sabit, cangkul, dll. 

Orang-orang yang berjualan di pasar berangkat pada pagi hari dan pulang pada sore harinya. Tempat pasar pada waktu itu masih sangat jauh yaitu di pasar Sampangan .  Pada waktu itu jalan yang menuju ke pasar harus mereka lalui dengan berjalan kaki padahal jalan yang dilewati sangat tidak beraturan atau jalannya naik turun.

 Setelah di bangunnya  Unnes yang berada di Sekaran menyebabkan perubahan sosial yang terjadi dalam segala aspek baik aspek sosial, ekonomi, budaya, maupun teknologi. Yang ingin saya teliti lebih dalam adalah tentang keterkaitan antara tingkat pendapatan penduduk Sekaran dengan kesadaran dalam dunia pendidikan.
Perekonomian semakin membaik setelah adanya Unnes yaitu dengan adanya mahasiswa yang memerlukan berbagai kebutuhan, misalnya kost-kostan, warung makan, warnet, konter pulsa, baju bahkan laundry juga ada. Sehingga menyebabkan masyarakat Sekaran beralih profesi dan mendapatkan pendapatan dan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

Dengan adanya perubahan pasti akan menyebabkan banyak sekali dampak positif maupun dampak negatif. Disini saya ingin meneliti lebih lanjut tentang apa saja dampak yang ditimbulkan dari membaiknya sumber pendapatan penduduk dan bagaimana kesadaran penduduk dengan arti pendidikan.

 Pada masyarakat Sekaran sendiri yang saya ketahui walaupun kebanyakan dari mereka memilki pendapatan yang lebih baik tetapi kenyataanya banyak dari mereka yang kurang begitu paham dengan arti pentingnya pendidikan, itu dapat terlihat dari adanya Unnes di Sekaran tetapi kenyataanya banyak masyarakat Sekaran yang seharusnya pada masa-masa kuliah tetapi tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, hal tersebut terjadi mungkin karena mereka beranggapan jika mereka sudah mempunyai uang banyak jadi tidak perlu untuk melanjutkan kuliah. Kebanyakan orang beranggapan jika seseorang melanjutkan ke perguruan tinggi maka akan lebih mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tetapi masyarakat Sekaran beranggapan walaupun tidak kuliah mereka sudah mendapatkan warisan baik dalam berupa uang maupun aset-aset misalnya : tanah, kost-kostan, suatu usaha, dll.   


1.2            Cakupan Masalah

Permasalahan mengenai tingkat pendapatan dengan persepsi tentang pendidikan pada masyarakat Sekaran serta berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya Unnes sangat banyak dan tentu membutuhkan pikiran, tenaga, waktu dan biaya yang cukup banyak. Mengingat keterbatasan peneliti serta alasan agar pembahasan dan analisis lebih mendalam, dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan pada keterkaitan antara tingkat pendapatan dengan kesadaran dalam dunia pendidikan.


1.3            Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang diatas, ditemukan fakta bahwa adanya peningkatan pendapatan para penduduk Sekaran secara umum karena dipengaruhi adanya Unnes dan sedikit kurangnya kesadaran masyarakat tentang adanya pendidikan. Untuk itu, rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini.

1.      Apa saja mata pencaharian masyarakat Sekaran sebelum dan sesudah adanya Unnes?
2.      Bagaimana pendapatan dan kehidupan masyarakat Sekaran sebelum dan sesudah adanya Unnes?
3.      Apa saja perubahan yang terjadi pada masyarakat Sekaran sejak adanya Unnes?
4.      Apa saja dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari adanya Unnes di Sekaran?
5.      Bagaimana pandangan masyarakat Sekaran tentang adanya pendidikan?



1.4            Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah diatas, penelitian ini bertujuan :

1.      Mengetahui apa saja  mata pencaharian masyarakat Sekaran  sebelum dan sesudah adanya Unnes.
2.      Mengetahui tingkat pendapatan penduduk Sekaran sebelum dan sesudah adanya Unnes.
3.      Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada masyarakat Sekaran.
4.      Mengetahui dampak-dampak yang ditimbulkan dari adanya Unnes.
5.      Mendeskripsikan pandangan masyarakat Sekaran tentang pandangan dan kesadaran dalam dunia pendidikan.


1.5            Manfaat Penelitian

Penelitian tentang keterkaitan antara tingkat pendapatan penduduk dengan persepsi dan kesadaran pendidikan pada masyarakat Sekaran ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat secara praktis dan manfaat secara teoritis. 

Secara praktis, manfaat yang diperoleh bagi masyarakat Sekaran adalah dengan adanya penelitian tentang keterkaitan tingkat pendapatan dengan persepsi masyarakat tentang pendidikan diharapkan masyarakat Sekaran lebih sadar akan pentingnya pendidikan dalam kehidupan walaupun mereka memiliki tingkat pendapatan yang diatas rata-rata. Karena dengan adanya pendidikan yang cukup diharapkan masyarakat akan lebih mengetahui dan memahami tentang bagaimana cara dalam mengurus atau mempergunakan pendapatan atau aset yang dimiliki, selain itu masyarakat akan lebih memahami pentingnya pendidikan karena ilmu itu pasti akan bermanfaat walaupun tidak secara langsung dapat dirasakan.

Manfaat bagi peneliti adalah, penelitian ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan tentang bagaimana perekonomian pada suatu masyarakat, khususnya pada masyarakat Sekaran dan juga dapat mengetahui seberapa besar kesadaran masyarakat akan adanya pendidikan. Cara mengatasi dampak-dampak yang ditimbulkan adanya perubahan sosial dari adanya Unnes yang merubah cara pandang masyarakat Sekaran dalam segala aspek khususnya perekonomian dan pendidikan.

Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya khazanah penelitian dan menambah pengetahuan teori. Terutama dalam penelitian tentang ekonomi dan pendidikan yang sebagai salah satu objek kajian sosiologi dan antropologi.

BAB II


2.1           Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah sekumpulan sumber-sumber pustaka baik dalam buku maupun konsep dan dapat dijadikan acuan bagi kegiatan penelitian yang akan dilakukan dan dari sumber-sumber perpustakaan yang relevan, misalnya : artikel, karya ilmiah, buku, skripsi, dll (Moh.Solehatul Mustofa) .

Penelitian murni yang beranjak dari awal jarang ditemui karena biasanya suatu penelitian mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam penelitian selanjutnya (Arikunto 1997 : 24). Peninjauan terhadap penelitian sangat penting sebab bisa digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang akan dilaksanakan. Peninjauan penelitian sebelumnya digunakan untuk membandingkan seberapa besar keaslian dari penelitian yang akan diadakan.

Selama ini penelitian tentang masyarakat Sekaran belum banyak dilakukan. Sehingga menyebabkan penelitian ini akan lebih menarik jika diadakan penelitian yang lebih lanjut dan mendalam, baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru.

Di dalam buku Studi Masyarakat Indonesia  pada bab 1 yaitu tentang Heterogenitas Masyarakai Indonesia, pengertian masyarakat menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip oleh Sudikan (2001:6) adalah kesatuan hidup manusia tertentu yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan yang terikat suatu rasa identitas bersama. Dari pengertian masyarakat menurut Koentjaraningrat berarti setiap masyarakat tak terkecuali masyarakat Sekaran yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dan  saling berinteraksi sehingga menyebabkan mereka terikat oleh adanya identitas bersama dan menyebabkan mereka memiliki rasa senasib dan mengutamakan adanya kerukunan dan kebersamaan.

 Di dalam buku Sosiologi Suatu pengantar (Soerjono Soekanto) pada bab 2 yaitu Proses Sosial dan Interaksi Sosial adalah interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial yang sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak masalah di dalam masyarakat. Interaksi sosial yang berjalan sebagaimana mestinya, yang terjadi antara individu-individu dalam masyarakat Sekaran sangatlah penting dan utama di dalam suatu kehidupan sehingga akan menimbulkan adanya integrasi. Selain itu mayarakat Sekaran termasuk ke dalam kelompok sosial paguyuban (gemeinscaft) di mana kehidupan di dalam anggota-anggotanya memiliki hubungan batin yang murni dan bersifat kekal. Masyarakat Sekaran yaitu seperti masyarakat-masyarakat Jawa lainnya yang masih memegang nilai-nilai dan norma yang sangat tinggi, selain itu mereka sangat mengutamakan kerukunan, kebersamaan, saling tolong menolong, saling menghormati, dll.

Perubahan sosial dan budaya yang terjadi pada masyarakat Sekaran setelah adanya Unnes sangatlah kompleks, baik dalam perekonomian, pendidikan, teknologi, kebudayaan,dll. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan yang ingin saya teliti lebih lanjut adalah tentang perekonomian (tingkat pendapatan) dan persepsi masyarakat tentang adanya pendidikan. Dengan adanya Unnes sangat berdampak terhadap tingkat pendapatan masyarakat Sekaran yang menjadi lebih baik dari sebelum adanya Unnes. Selain itu saya juga ingin mengetahui adanya, perubahan atau tidak terhadap pola pikir masyarakat Sekaran tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan.

Usman (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Aktifitas Ekonomi Masyarakat Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”, Pembangunan ekonomi Indonesia mempunyai tujuan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Untuk mencapai maksud tersebut dikehendaki suatu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu pembangunan ekonomi tidak saja diharapkan dapat mengubah struktur produksi nasional melalui perubahan komposisi PDB, melainkan juga harus mampu mengubah distribusi pendapatan nasional agar makin merata. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana distribusi pendapatan, gambaran sektor pertanian dan non pertanian dan bentuk pengembangan potensi wilayah dan sumber daya-sumber daya masyarakat yang ada di Kelurahan Sekaran? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi pendapatan, gambaran sektor pertanian dan non pertanian dan bentuk pengembangan potensi wilayah dan sumber daya-sumber daya masyarakat yang ada di Kelurahan Sekaran.

Berdasarkan hasil penelitian Usman (2007)  dapat disimpulkan bahwa distribusi pendapatan masyarakat Kelurahan Sekaran sebagian besar (60,2%) dalam kategori sedang, sektor pertanian masyarakat Kelurahan Sekaran sebagian besar (58,2%) dalam kategori tinggi dan pengembangan potensi masyarakat Kelurahan Sekaran sebagian besar (53,1%) dalam kategori sangat tinggi. Adapun saran yang dapat peneliti berikan antara lain masyarakat Kelurahan Sekaran hendaknya lebih bisa meningkatkan distribusi pendapatan dengan cara penambahan modal untuk pengembangan usaha baik di bidang pertanian maupun non-pertanian. Pemerintah Kelurahan Sekaran hendaknya dapat memanfaatkan sumber daya masyarakat secara lebih maksimal terhadap seluruh sektor yang ada dalam wilayah Sekaran.

Konsep Masyarakat Desa menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1979 Tentang pemerintah daerah Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah, langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Menurut bintaro desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi,social, ekonomi , politik dan kultur yang terdapat di suatu daerah dalam hubungannya dan pengaruh secara timbal balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3.   Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat di pengaruhi alam seprti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam,sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Sedangkan dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
1.Unsur-unsur Desa , sebagai berikut:
a) Daerah,dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang yang tidak, beserta penggunaannya,        termasuk juga unsure lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
b) Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
c) Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan masyarakat desa (rural society).

Tanah atau lahan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam kehidupan manusia karena setiap aktivitas manusia selalu terkait dengan tanah atau kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan tanah.

Utomo (1992) menyatakan bahwa lahan sebagai modal alami yang melandasi kegiatan kehidupan dan penghidupan, memiliki dua fungsi dasar, yakni:
1. Fungsi kegiatan budaya; suatu kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan, seperti pemukiman, baik sebagai kawasan perkotaan maupun pedesaan, perkebunan hutan produksi dan lain-lain.
2. Fungsi lindung; kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang ada, yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa yang bisa menunjang pemanfaatan budidaya.

            Sihaloho (2004) membedakan penggunaan tanah ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Masyarakat yang memiliki tanah luas dan menggarapkan tanahnya kepada orang lain; pemilik tanah menerapkan sistem sewa atau bagi hasil.
2. Pemilik tanah sempit yang melakukan pekerjaan usaha tani dengan tenaga kerja keluarga, sehingga tidak memanfaatkan tenaga kerja buruh tani.
3. Pemilik tanah yang melakukan usaha tani sendiri tetapi banyak memanfaatkan tenaga kerja buruh tani, baik petani bertanah sempit maupun bertanah luas.

            Konsep tentang kondisi sosial ekonomi ini yang dimaksudkan adalah tingkat status sosial ekonomi seseorang dalam sistem pelapisan sosial, dimana hal ini membawa konsekuensi terhadap posisi seseorang dalam jenjang pelapisan yang secara umum dikategorikan kedalam tiga lapisan sosial yaitu, lapisan atas, lapisan menengah dan lapisan bawah. Operasionalisasi dari konsep sosial ekonomis termanifestasikan kedalam variabel kondisi sosial ekonomi yang berperan sebagai variabel terpengaruh. Menurut Melly G. Tan, konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu kemasyarakatan mencakup 3 faktor, yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan.

            Menurut Shanin (1971) seperti yang dikutip oleh Subali (2005), terdapat empat karakteristik utama petani. Pertama, petani adalah pelaku ekonomi yang berpusat pada usaha milik keluarga. Kedua, selaku petani mereka menggantungkan hidup mereka kepada lahan. Bagi petani, lahan pertanian adalah segalanya yakni sebagai sumber yang diandalkan untuk menghasilkan bahan pangan keluarga, harta benda yang bernilai tinggi, dan ukuran terpenting bagi status sosial. Ketiga, petani memiliki budaya yang spesifik yang menekankan pemeliharaan tradisi dan konformitas serta solidaritas sosial mereka kental. Keempat, cenderung sebagai pihak selalu kalah (tertindas) namun tidak mudah ditaklukkan oleh kekuatan ekonomi, budaya dan spolitik eksternal yang mendominasi mereka.

            Buruh tani memperoleh penghasilan dari upah bekerja pada tanah pertanian milik orang lain atau petani penyewa tanah. Sebagian besar buruh tani bekerja lepas dengan upah harian, hanya sebagian kecil yang bekerja untuk jangka satu tahun atau lebih. Selain dari upah sebagai pekerja, buruh tani juga melakukan kegiatan dagang kecil-kecilan. Ada juga diantaranya yang menanami lahan hutan dengan perjanjian tertentu.

            Secara stratifikasi sosial buruh tani menempati posisi paling bawah pada lapisan masyarakat. Kegiatan ekonomi buruh tani berkisar pada pekerjaan pertanian yang mereka lakukan untuk tuan tanah besar dengan upah harian. Selepas masa panen, buruh tani dibebaskan untuk menanami tanah pertanian tersebut dengan sistem bagi hasil (maro). Sewaktu senggang mereka tidak dipekerjakan sebagai buruh, mereka melakukan usaha perdagangan yang  kecil.

Berdasarkan paparan tadi dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai Keterkaitan Antara Tingkat Pendapatan Penduduk  Dengan Persepsi Dan Kesadaran Pendidikan Pada Masyarakat Sekaran belum banyak yang meneliti sehingga perlu adanya penelitian lebih dalam agar kita dapat lebih mengetahui tentang bagaimana tingkat pendapatan dan pandangan masyarakat Sekaran tentang pentingnya arti pendidikan dalam kehidupan karena setiap masyarakat pasti memiliki karakteristik yang berbeda antara masyarakat yang satu dengan yang lain.

2 komentar:

PoeR_Purwanti mengatakan...

tulisan anda sudah dapat membantu pembaca yang membutuhkan bahan-bahan yang m enyinggung tentang pandangan masyarakat sekitar kita tentang pentingnya pendidikan yang berhubungan dengan pendapatan, dan lebih baiknya dalam penulisan makalah anda ini dibumbuhi berupa gambar-gambar yang mendukung tulisan anda ini yang masuk dalam lampiran.
terima kasih ...
nb, jangan lupa kunjungi blog saya yaa,,,

KimYuliaDeviRistanti mengatakan...

artikel anda sudah bagus, sudah membahas pada intinya dan tidak berbelit-belit sehingga pembaca tida menjadi bosan.
gamsahamnida.... ^_^\/

Posting Komentar